20 Agustus, 19:03 JST
Di tengah kekhawatiran akan kekurangan tenaga kerja yang serius, Prefektur Miyagi mengadakan pertemuan bisnis untuk mempertemukan perusahaan lokal yang ingin merekrut tenaga kerja asing berkualitas dengan tenaga kerja asal Indonesia yang ingin bekerja di Jepang.
Pertemuan bisnis yang digelar pada 20 Agustus di Kota Sendai ini diikuti oleh perwakilan dari 144 perusahaan dan organisasi di Miyagi yang ingin merekrut tenaga kerja Indonesia, serta 92 lembaga pendukung dari dalam dan luar negeri.
Dalam acara tersebut, perwakilan dari perusahaan perhotelan mengunjungi stan-stan agen perekrutan tenaga kerja untuk menanyakan prosedur detail terkait penerimaan pekerja dari Indonesia.
Katsuyoshi Takahashi, kepala divisi HR, mengatakan:
"Dengan meningkatnya permintaan inbound, pentingnya tenaga kerja asing makin besar. Mengumpulkan informasi sejak dini sangat penting untuk mengantisipasi kekurangan tenaga kerja di masa depan." Selain itu, sebuah lembaga kesejahteraan sosial yang mengelola panti jompo di Kota Ōsaki melakukan wawancara daring dalam bahasa Jepang dengan mahasiswa Indonesia yang sedang mempelajari bidang keperawatan. Taku Saita dari Asosiasi Kesejahteraan Sosial Ōsaki mengatakan:
"Bahasa Jepang mereka bagus dan senyumnya sangat ramah. Kami ingin mempersiapkan sistem penerimaan yang baik."
=======================================
Jumlah Pekerja Asing di Miyagi Capai Rekor Tertinggi
Menurut data Kantor Tenaga Kerja Miyagi, jumlah pekerja asing di prefektur ini pada akhir Oktober tahun lalu mencapai 19.554 orang, hampir menyentuh angka 20 ribu, jumlah terbanyak sejak sistem pelaporan oleh perusahaan diberlakukan pada 2007. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun 2014 jumlahnya hanya 5.272 orang, artinya meningkat hampir 4 kali lipat dalam 10 tahun.
Jika dilihat dari kewarganegaraan:
- Vietnam: 4.873 orang (sekitar 25%) → paling banyak
- Nepal: 3.470 orang
- Tiongkok: 2.215 orang
- Indonesia: 2.206 orang
Khusus untuk Indonesia, jumlah pekerja meningkat lebih dari 3 kali lipat dalam 3 tahun terakhir.
Dari sektor industrinya:
- Perdagangan besar & eceran: 19,5%
- Perhotelan & restoran: 16,7%
- Manufaktur: 14,6%
Dan lebih dari 58,2% bekerja di perusahaan kecil dengan kurang dari 30 karyawan.
=======================================
Upaya Prefektur Miyagi untuk Mendapatkan Tenaga Kerja Asing
Miyagi telah menandatangani memorandum kerja sama dengan:
- Pemerintah Vietnam (Maret 2023),
- Pemerintah Indonesia (Juli 2023),
- Pemerintah Kamboja (Desember 2024).
Latar belakang langkah ini adalah penurunan populasi dan penuaan masyarakat yang memicu kekurangan tenaga kerja.
Data menunjukkan bahwa populasi usia produktif (15–64 tahun) di Miyagi akan turun dari 1,33 juta (2025) menjadi 1,28 juta (2030), berkurang sekitar 50 ribu orang.
Khusus di sektor perawatan lansia, diperkirakan kekurangan tenaga kerja mencapai:
- 1.352 orang pada 2025,
- 1.802 orang pada 2026,
- 2.873 orang pada 2030.
Selain itu, sektor sopir truk, bus, dan restoran juga menghadapi kekurangan serius. Karena itu, Prefektur Miyagi menekankan pentingnya perekrutan tenaga kerja asing, khususnya dari Indonesia, yang dikenal rajin serta memiliki sistem pendidikan bahasa Jepang yang relatif berkembang. Pada Juli tahun lalu, perusahaan-perusahaan di Miyagi mendirikan organisasi bernama Asosiasi Miyagi–Indonesia untuk mempererat hubungan. Lalu pada September, Gubernur Murai sendiri berkunjung langsung ke Indonesia untuk mengadakan job fair berskala besar di sana.